Now | Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Indonesia mengutuk keras pembunuhan lebih dari 170 jurnalis oleh tentara Israel.
Terbaru, militer Israel melakukan serangan terarah kepada pekerja media di Jalur Gaza, termasuk serangan mematikan di tenda media di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza.
Melansir Al Jazeera, serangan itu menewaskan jurnalis mereka, Anas al-Sharif, 28 tahun, bersama empat rekannya.
Reporter Al Jazeera Hani al-Shaer mengatakan sebuah pesawat tak berawak Israel menyerang tenda tersebut sekitar pukul 11.35 malam (20:35 GMT) pada Minggu, 10 Agustus 2025.
Total, ada tujuh orang tewas dalam serangan itu, termasuk koresponden Al Jazeera Mohammed Qreiqeh, 33 tahun, dan operator kamera Ibrahim Zaher, 25 tahun; Mohammed Noufal, 29 tahun; dan Moamen Aliwa, 23 tahun.
Insiden tragis itu menambah panjang daftar kekerasan sistematis yang menargetkan jurnalis di zona konflik.
"Serangan itu bagian dari upaya membungkam fakta, menekan kebenaran dan, suara independen yang melaporkan kekejaman serta krisis kemanusiaan di Gaza, di tengah blokade dan penindasan yang berlangsung lebih dari 21 bulan," ujar Ketua Umum AJI Indonesia Nany Afrida dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 12 Agustus 2025.
Kebijakan blokade media oleh Israel yang menutup-nutupi kejahatan di wilayah tersebut, kata Nany, harus segera dihentikan.
"Solidaritas kami bagi seluruh jurnalis yang berani menegakkan hak publik atas informasi akurat dan independen," ujarnya.
AJI Indonesia juga menyerukan perlindungan penuh bagi jurnalis Palestina tanpa pengecualian.
"Kami menuntut Dewan Keamanan PBB menghukum Israel, sebab pembantaian jurnalis merupakan bagian dari genosida dan penghilangan kebenaran."
"Ikut bersolidaritas."*