Now - Gaza | Kapal-kapal perang Israel melakukan aksi terorisme pada Rabu malam waktu setempat, setlah mencegat beberapa kapal Armada Sumud Global yang mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, 1 Oktober 2025.

Al Jazeera melaporkan, setelah mencegat armada yang mengangkut warga sipil itu, pasukan zionis melanjutkan aksi teror dengan menaiki dan mengambil alih kendali beberapa kapal.

Mereka juga mengganggu sinyal komunikasi yang membuat siaran langsung dari kapal-kapal tersebut terputus saat mendekati pantai Gaza.

Total ada 13 kapal yang dicegat. Siaran langsung bisa dipantau di kanal YouTube Global Sumud Flotilla.

“Pada hari Rabu … sekitar pukul 08.30 malam (17.30 GMT), sejumlah kapal Armada Sumud Global – terutama Alma, Surius, Adara – dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” demikian pernyataan armada tersebut.

Sebuah rekaman video memperlihatkan para aktivis di dalam harus mengangkat tangan sebagai pertanda mereka berada di bawah todongan senjata para pembajak kapal tersebut.

Armada Global Sumud mengungkapkan, pasukan angkatan laut zionis menaiki kapal sekira 70 mil laut atau 130 kilometer dari pantai Gaza.

Misi bantuan Sumud Global disebut sebagai bantuan kemanusiaan terbesar ke daerah kantong Palestina tersebut melalui jalur laut.

Armada tersebut terdiri dari lebih 40 kapal berisi 500 aktivis termasuk Greta Thunberg, pegiat iklim asal Swedia. Sebagian dari mereka kemudian ditahan dan dibawa ke Israel.

Saif Abukeshek, juru bicara Global Sumud Flotilla, mengatakan lebih dari 201 orang dari 37 negara berada di atas kapal-kapal yang dicegat tersebut. Ini termasuk 30 peserta dari Spanyol, 22 dari Italia, 21 dari Turki, dan 12 dari Malaysia, di antara negara-negara lainnya.

"Kami memiliki sekitar 30 kapal yang masih berjuang menjauh dari kapal-kapal militer Israel, dan berusaha mencapai pantai Gaza," ujarnya.

Kapal-kapal tersebut kini berjarak 46 mil laut dari pantai Gaza.

Perjalanan armada itu melintasi Laut Mediterania telah menarik perhatian internasional. Penangkapan para aktivis di kapal tersebut memicu protes di beberapa kota termasuk Roma, Buenos Aires, dan Istanbul pada Rabu malam.

Sebelum dicegat, para aktivis mengungkapkan ada kapal tanpa lampu dan drone yang membuntuti konvoi.

Pencegatan itu telah direncanakan dengan rapi oleh Israel. Laporan lembaga penyiaran publik Israel, Kan, pada Rabu pagi menyebutkan militer zionis sedang bersiap untuk "mengambil alih kendali" armada tersebut dengan pasukan komando angkatan laut dan kapal perang.

Namun, lapor Kan, Israel tidak akan menarik seluruh 50 kapal tersebut dan akan menenggelamkan beberapa di laut.

Israel bermaksud menahan ratusan aktivis di kapal angkatan laut, menginterogasi mereka lalu mendeportasi mereka melalui pelabuhan Ashdod.

Menurut hukum perairan internasional, pasukan zionis tidak berhak menaiki kapal-kapal tersebut.

Armada Global Sumud berlayar dari Spanyol pada 31 Agustus 2025. Armada ini menyatukan delegasi dari 44 negara, sebagai bagian dari upaya internasional untuk menantang blokade laut Israel dan mengirimkan bantuan ke Gaza.

Tanggapan dari Beberapa Negara

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengutuk sekeras-kerasnya" "intimidasi dan pemaksaan" Israel terhadap kapal-kapal yang membawa "warga sipil tak bersenjata dan pasokan kemanusiaan penyelamat nyawa untuk Gaza".

Israel, katanya dalam sebuah unggahan di X, telah menunjukkan "penghinaan total tidak hanya terhadap hak-hak rakyat Palestina tetapi juga terhadap hati nurani dunia".

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Harris mengatakan ia telah berbicara dengan rekan-rekan Uni Eropa yang tergabung dalam armada kapal Gaza setelah serangan pasukan Israel dan penangkapan para aktivis yang berupaya mengirimkan bantuan melalui laut ke wilayah Palestina.

Ia menyebut tindakan Israel tersebut "sangat memprihatinkan", dan menggambarkan armada tersebut sebagai "misi damai untuk menyoroti bencana kemanusiaan yang mengerikan".

Presiden Kolombia Gustavo Petro telah mengusir diplomat Israel dari negara Amerika Selatan tersebut sebagai tanggapan atas penahanan aktivis armada Gaza oleh Israel, termasuk dua warga negara Kolombia.

Dalam sebuah unggahan di X, Petro juga mengatakan bahwa perjanjian perdagangan bebas antara Kolombia dan Israel telah "langsung dikecam". Ia menambahkan, dalam unggahan terpisah: "Di sini Netanyahu menunjukkan kemunafikannya di seluruh dunia dan mengapa ia adalah penjahat dunia yang harus ditangkap."

Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengatakan melalui Telegram bahwa langkah Israel untuk menghentikan kapal-kapal tersebut mencapai Gaza "mengungkapkan, sekali lagi, sifat kriminal rezim Zionis". Ia menambahkan bahwa "blokade bantuan kemanusiaan adalah alat perang yang disengaja, kelanjutan genosida dengan cara lain, yang bertujuan untuk memusnahkan penduduk dengan kelaparan demi melengkapi pengeboman mereka yang membabi buta".

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam tindakan angkatan laut Israel yang mencegat Armada Sumud. Kementerian tersebut menyebut tindakan Israel sebagai tindakan "teroris".::