Berpotensi Rusuh, Suporter Maccabi Tel Aviv Dilarang Hadir di Villa Park
Saat ini, tim-tim sepak bola asal Israel menghadapi gelombang protes besar-besaran yang menyerukan negara itu dikeluarkan dari kompetisi sepak bola Eropa.
Now | London – Klub Liga Inggris Aston Villa melarang suporter Maccabi Tel Aviv menghadiri pertandingan Liga Europa UEFA di kandang mereka, Villa Park, Birmingham, pada Kamis, 6 November 2025 mendatang.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan instruksi dari Safety Advisory Group (SAG), lembaga yang bertanggung jawab mengoordinasikan keamanan pertandingan di Villa Park.
SAG berwenang menerbitkan sertifikat keselamatan setiap laga, dengan mempertimbangkan berbagai faktor keamanan dan kondisi fisik stadion.
"SAG secara resmi telah mengirim surat kepada klub dan UEFA yang menyatakan bahwa tidak ada pendukung tim tamu yang diizinkan hadir di Villa Park untuk pertandingan tersebut,” tulis pernyataan resmi Aston Villa di situs klub.
Kepolisian West Midlands melaporkan kepada SAG bahwa mereka memiliki kekhawatiran serius terkait keamanan publik di luar stadion, termasuk kemampuan mereka mengendalikan potensi demonstrasi yang mungkin terjadi pada malam pertandingan.
"Klub terus menjalin komunikasi dengan Maccabi Tel Aviv serta otoritas setempat selama proses ini berlangsung. Keselamatan para suporter dan warga sekitar tetap menjadi prioritas utama,” lanjut pernyataan tersebut.
Maccabi Satu-satunya Klub Israel di Liga Eropa
Sebelumnya, The Athletic melaporkan permintaan polisi untuk melarang kehadiran suporter Maccabi Tel Aviv didasari kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan.
Maccabi Tel Aviv satu-satunya klub dari Israel yang berada di fase liga atau group stage UEFA Europa League musim 2025-2026.
Bagi Aston Villa, pertandingan kandang nanti merupakan laga kedua tim Unai Emery di Villa Park dalam kompetisi musim ini setelah kemenangan atas Bologna.
Saat ini, tim-tim sepak bola asal Israel menghadapi gelombang protes besar-besaran yang menyerukan negara itu dikeluarkan dari kompetisi sepak bola Eropa.

Tuntutan agar Israel dijatuhi sanksi dan dilarang bermain di ajang Eropa kembali mencuat sehari setelah gencatan senjata di Gaza diberlakukan, bertepatan dengan dimulainya kembali babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 bagi tim nasional Israel.
Kelompok kampanye hak asasi manusia Game Over Israel juga mendesak UEFA menangguhkan partisipasi Israel sampai negara itu menghentikan pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Ashish Prashar, direktur kampanye di Game Over Israel, menegaskan Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya di Gaza, seiring dimulainya gencatan senjata.
Prashar menilai Israel tidak pantas memiliki tempat di dunia sepak bola internasional, menyusul tindakan brutalnya yang digambarkan oleh banyak pihak termasuk PBB, sebagai tindakan genosida.
"Sekalipun bom dan peluru berhenti, genosida tetap merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan — mungkin kejahatan paling berat yang bisa dilakukan oleh suatu negara atau rezim,” ujar Prashar kepada Al Jazeera.
Ia kemudian membandingkan situasi saat ini dengan sejarah pasca-Perang Dunia II.
"Ingat bagaimana Eropa bertindak setelah Perang Dunia II? Nazi Jerman dilarang bermain sepak bola, dan pengadilan Nuremberg digelar untuk menuntut para pelaku kejahatan perang,” ujarnya.
Game Over Israel telah menayangkan pesan-pesan protes melalui papan reklame di berbagai kota besar dunia. Salah satu yang terbaru dipasang di Milan, Italia, dan ditujukan langsung kepada Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.
Pesan yang terpampang berbunyi tegas: "Israel sedang melakukan genosida. Hentikan keanggotaan Israel sekarang juga. Itu kewajiban moral Anda."
Selain itu, kampanye tersebut juga memuat pesan serupa dalam iklan satu halaman penuh di surat kabar Los Angeles Times.::
